Salah satu kerancuan yang dibuat oleh
salafi untuk membodohi kaum awam adalah kerancuan tentang pelafadzan /
menjaharkan niat dengan lisan. Adapun niat dalam sholat, maka mereka pun juga
sepakat dgn kita yaitu tempatnya di dalam hati.
Mereka ingin membuat kesan seolah ulama
syafi’iyyah telah berbuat bid’ah besar dalam sholat yaitu menjaharkan niat dgn
lisan. Padahal ini pun juga pendapat imam Syafi’I yang ditegaskan lagi oleh
para ulama syafi’iyyah sprit imam Nawawi, Imam Ibnu Hajar dan lainnya.
Mereka membuat kedustaan dengan
mengatakan “ Mengucapkan niat menurut kaum Aswaja itu hukumnya wajib “ dengan
hanya melihat praktek yang sering mereka dengar saat kaum aswaja mengucapkan
Usholli saat hendak takbir. Padahal bagi kaum aswaja melafadzkan niat dgn lisan
hukumnya sunnah (bukan wajib) tujuannya agar lisan dapat membantu hati. Lebih
banyak kaum aswaja yang tidak melafadzkan niat (Usholli) ketimbang yang
mengucapkannya.
Dalil mengucapkan niat bisa kita ambil
dari hadits shahih riwayat imam Muslim no : 2168 berikut :
ان انس رضى الله فال سمعت رسول الله صلى الله
عليه وسلم يقول " لبيك عمرة و حجا "
Dari Anas Ra berkata, aku mendengar
Rasulullah Saw mengucapkan “ Labbaik umrotan wa hajjan “.
Hadits ini berkaitan tentang niat haji
yang beliau Saw lafadzkan dengan lisan, maka dapat diqiyaskan bahwa jika niat
di dalam haji sunnah dilafadzkan dengan lisan, maka demikian pula melafadzkan
niat dengan lisan di dalam hati dengan lafazd Usholli hukumnya sunnah demikian
juga dalam ibadah yang lainnya seperti wudhu’, puasa dan zakat.
يسن أن يتلفظ بلسانه باالنية، كأن يقول بلسانه
أصلي فرض الظهر مثلا، لأن فى ذالك تنبيها للقلب، فلو نوى بقلبه صلاة الظهر، ولكن سبق
لسانه فقال: نويت أن أصلي العصر فأنه لا يضر، لأنك قد عرفت أن المعتبر فى النية انما
هو فى القلب، والنطق با للسان ليس بنية.............. وهذا الحكم متفق عليه عند الشافعية
والحنابلة. [كتاب الفقه على المذاهب الاربعة لعبد الرحمن الجزيري ص : 114]
Disunnahkan melafazhkan niat dgn lisan,
sebagaimana mengucapkan niat dgn lisan, misal “Aku niat sholat fardhu zhuhur,”
karena hal itu unt mengingatkan hati. Jika seseorang niat di dlm hatinya sholat
zhuhur tetapi lisannya mendahului dgn ucapan niat : “Aku niat sholat ashar,”
itu tdk masalah. Karena kamu mengetahui bahwa sesungguhnya niat itu ada di dlm
hati, dan ucapan lisan itu bukan niat............ Ini adalah hukum kesepakatan
menurut madzhab Syafi’iyah dan Hanabilah [Syafi’i dan Hambali] [Kitab Fikih
Empat Madzhab oleh Abdurrohman Al-Jazairi juz 1 hal. 114]
هل يستحب اللفظ بالنية ؟ على قولين : فقال طائفة
من أصحاب أبي حنيفة ، والشافعي ، وأحمد : يستحب التلفظ بها لكونه أوكد، وقالت طائفة
من أصحاب مالك ، وأحمد ، وغيرهما : لا يستحب التلفظ بها ؛ لأن ذلك بدعة لم ينقل عن
رسول الله صلى الله عليه وسلم ولا أصحابه ولا أمر النبي صلى الله عليه وسلم أحدا من
أمته أن يلفظ بالنية
الفتاوى الكبرى ص : 1 / 214 - 215 [
Apakah disunnahkan melafazhkan niat? Maka
dikatakan ada dua pendapat. Pendapat sebagian sahabat Imam Abu Hanifah
[Hanafi], Syafi’i dan Ahmad [Hambali] mensunnahkan melafazhkannya unt
menguatkan [niat] . Dan sebagian dari sahabat Imam Malik dan Imam Ahmad dan
selain dari keduanya, tdk mensunnahkannya karena hal itu bid’ah yg tdk pernah
diucapkan Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam dan tdk oleh para sahabat.
Dan Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam tdk pernah memerintahkan kpd seorang pun
dari umatnya unt melafazhkan niat. [Al-Fatawa Al-Kubro juz 1 hal. 214-215]
Wallohu a’lam bish-Showab
No comments:
Post a Comment