Mungkin saya akan coba jelasin maulid dgn lebih simple agar lebih mudah difahami oleh para wahabi… maaf kang klo tulisannya agak pnjang….
para wahabi neh baca, dah saya tulis sesimple mungkin agar gampang dimengerti…
klo masih gk ngerti juga mending otaknye dibuang kesampah aja…
Seperti anda tau perayaan mauled itu sebuah kegiatan yg isinya tholabul ilmi, shodaqoh, dzikir n tauziyah, nah anda pasti sangat faham dalil2 ttg tholabul ilmi, shodaqoh, dzikir n tauziyah, sudah byk bertebaran diseantero FB, silakan cari sendiri..
Nah yg mnjadi masalah disini adalah bgmanakah Dalil dari “PERAYAAN MAULID” bnar tidak?
sampai2 anda menanyakan “MANA DALILNYA?”
para wahabi neh baca, dah saya tulis sesimple mungkin agar gampang dimengerti…
klo masih gk ngerti juga mending otaknye dibuang kesampah aja…
Seperti anda tau perayaan mauled itu sebuah kegiatan yg isinya tholabul ilmi, shodaqoh, dzikir n tauziyah, nah anda pasti sangat faham dalil2 ttg tholabul ilmi, shodaqoh, dzikir n tauziyah, sudah byk bertebaran diseantero FB, silakan cari sendiri..
Nah yg mnjadi masalah disini adalah bgmanakah Dalil dari “PERAYAAN MAULID” bnar tidak?
sampai2 anda menanyakan “MANA DALILNYA?”
Saya mungkin akan jelaskan sedikit, saya mulai dari suatu kaidah dalam ushul fiqh yg sering didengung2kan oleh para Salafi,
“Asal semua ibadah adalah haram, sampai ada dalil yang menghalalkannya atau menyuruhnya”..
Nah dari kaidah ini sesuatu yg diangap ibadah selalu muncul pertanyaan
“mana dalilnya?” krn sifat dri ibadah yg tauqif
Permasalahnya adalah utk ibadah apakah kaidah diatas ?
Saya akan coba mengambil dari kitab,
bahwa yg dinamakan ibadah sifatnya tauqif adalah sudah ditetapkan dan tidak boleh ditambah2 atau dikurangi atau mendahulukan atau melebihkan atau apapun itu….
Dan ini beda dengan muamalah yg asalnya boleh sampai ada dalil yg melarangnya…
Nah sekarang kita lihat apakah sbnarnya ibadah tauqif itu….
tauqifi dalam sifat ibadah
ibadah itu tauqifi dalam semua hal. dalam sifatnya,,,
maka tidak boleh untuk menambah dan megurangi. seperti sujud sebelum ruku’, atau duduk sebelum sujud, atau duduk tasyahud tidak pada tempatnya…oleh karena itu, yang namanya ibadah itu tauqifi dinuqil dari syari’ ( allah )
tauqifi dalam waktu pelaksanaan ibadah
waktu pelaksanaan ibadah juga tauqifi. maka tidak boleh seseorang itu membuat buat ibadah di waktu tertentu yang syari’ tidak memerintahkannya.
tauqifi dalam macamnya ibadah
begitu juga ibadah juga harus disyaratkan sesuai dg syari’at..artinya termasuk dari jenis ibadah yang disyariatkan. maka tidak sah bagi orang yang menyembah sesuatu yang tidak disyariatkan, seperti menyembah matahari. atau memendam jasadnya sebagian sembari berkata : saya ingin melatih badanku misalkan. ini semua bid’ah.
begitu juga tauqifi dalam tempat ibadah.
maka ini juga harus masyru’. maka tidak boleh beribadah tidak pada tempat yang sudah disyari’atkan. seperti jika seseorang wukuf di muzdalifah, maka ini bukan haji. atau wuquf dimina, atau bermalam ( muzdalifah ) di ‘arafah, dan sebaliknya, maka ini semua bukanlah sesuatu yang masyru’. kita wajib melaksanakan ibadah sesuai tempat yang sudah disyari’atkan oleh syari’
Nah dari penjelasan kitab diatas dpt ditangkap 4 point, dan bila diperhatikan maka disitu didapat kesimpulan bahwa ibadah yg sifatnya tauqif itu adalah ibadah mahdoh… faham??
(ada bbrapa pnjelasan dari kitab2 n pendapat salafy sendiri yg membaginya bukan hNY 4 tapi lebih bahkan mpe 6, tapi intinya sama, ibadah yg diimksd adalah ibadah mahdoh)
Jadi yg dimaksd ibadah dalam kaidah “Asal semua ibadah adalah haram, sampai ada dalil yang menghalalkannya atau menyuruhnya”..
adalah ibadah yg sifatnya mahdoh saja, bukan semua ibadah
Nah untk bisa membedakannya ibadah harus dilihat wasail (perantara) dan maqoshidnya (tujuan)
Utk ibadah yg sifatny mahdoh Cuma ada maqoshid, sedangkan utk goer mahdoh ada maqoshid ada wasail
Ok… langsg contoh saja….biar gampang, perhatikan baik2 mz….
Sholat, sudah jelas krna ibadah yg dzatny adalah ibadah, maka yg ada Cuma maqoshid (tujuan) tidak ada wasail
Anda menulis di FB, Kegiatan mnulis sendiri itu bukan ibadah maka hukumnya mubah
Tapi krna anda mengharapkn ridho Allah dalam rangka dakwah dgn jlan menulis di FB maka dlam Islam ini berpahala dan termasuk ibadah
(wasailnya anda menulis di FB, maqoshidnya mengharapkan ridho Allah dalam rangka berdakwah)
Tapi jika anda menganggap kegiatan menulis ini sebuah ibadah yg dzatnya adalah ibadah seperti ibadah mahdoh sudah pasti ini namanya bid’ah dholalah
Saya kasih contoh lagi, kegiatan pengajian dan tabligh, awalnya bntuk kedua kegiatan ini bukan ibadah dan tdk ada contoh dri rasul jadi hukumnya mubah, tapi krna isi dari kegiatan ini adalah ibadah macam (tholabul ilmi dan tauziyah atau bahkan dakwah) maka kegiatan pengajian n tabligh insyaallah brpahala n brnilai ibadah
(wasailnya kegiatan pengajian n tabligh, maqoshidnya mengharapkan ridho Allah dalam rangka holabul ilmi n berdakwah)
Sekali lagi jika anda menganggap kegiatan pengajian n tabligh ini sebuah ibadah yg dzatnya adalah ibadah seperti ibadah mahdoh sudah pasti ini namanya bid’ah dholalah
Begitu jga dgn maulid, maulid adalah wasail (perantara atau ada yg bilang sarana), maqoshidnya adalah mengenal Rasul n mengagungknny…
Bagaimanakah hukum awal dari Maulid? Jwbnny adalah mubah boleh dilakukan boleh tidak
Tapi knpa mnjadi sunah?? Mnjadi sunah dikarenakan hukum maqoshidny adalah sunah (mengenal n mengagungkn Rasul adalah Sunah)
karena yg namanya hukum wasail itu mengikuti hukum maqoshid (Lil Wasail hukmul Maoshid) – ini adalah kaidah ushul fiqh
Contoh gampangny utk (Lil Wasail hukmul Maoshid),
anda membeli air hukumnya mubah, mo beli atau gak, gk ada masalah
Tapi suatu saat tiba waktu sholat wajib sedangkan air sama sekali tidak ada kecuali hrus membeliny n anda punya kemampuan utk itu maka hukum membeli air adalah wajib
Kembali lagi ke maulid
Apakah maulid bisa menjadi sesuatu yg bid’ah (dholalah)?ya bisa jika anda menganggap maulid adalah sebuah ibadah yg dzatnya adalah ibadah seprti sholat wajib
Nah perlu saya garis bawahi pertanyaan2 sprti,
apakah dasar merayakan maulid?
^
^
INI ADALAH PERTANYAAN YANG SALAH.
tidak ada ceritanya namanya wasail ada dalil naqlinya,
contoh lagi biar lebih gampang mencerna :
anda brgkat ke bersekolah, ini adalah wasail, maqoshidnya tholabul ilmi, tpi krn tholabul ilmi itu hukumny wajib maka brgkt kesekolahpun mnjdi wajib n bernilai ibadah
Dalil yg ada adalah dalil ttg tholabul ilmi
bagaimanakah dalil yg menyuruh kita berangkat kesekolah? JELAS TIDAK ADA!!karena ini adalaha wasail atau sarana
Begitupula dgn maulid, klo anda tanya dalil maqoshidnya yaitu ttg mengenal n mengagungkan Rasul ya pasti ada
Tapi jika anda tanya dalil wasailnya, yaitu perayaan Maulid? JELAS TIDAK ADA!!karena ini adalaha wasail atau sarana
sedikit tambahan, ini juga dasar knpa brmadzab itu wajib hukumnya bagi kita,
krn madzab adalah wasail, dan ini satu2nya cara yg bisa dilakukan utk mengerti agama ini, kita gk mgkin brtanya lgsg ke rasul
sedangkn maqoshidnya agar kita bisa mengerti ttg agama islam shingga kita bisa mengamalkanny dgn bnar(hukumnya ini wajib).
maka bermadzab mnjadi wajib
klo anda tanya mana dalil naqlinya scra leterleg yg menyuruh kita bermadzab?
yaa gk ada, lha wong bermadzab itu cuma wasail
saya harap setelah ini anda2 bisa bljar n lebih mengerti sehingga tdk serampangan dalam bertanya..
Jgn sedikit2 bertanya “MANA DALILNYA?” , tanpa tau sesuatu hal itu perlu dalil atau tdk
bgmna prtanyaan bisa dijwb, klo prtanyaannya saja salah????
By : Ömatz Van Dee Ivz
mantap gan maju terus
ReplyDeletehehehe ...
ReplyDelete